1. Pasukan Berani Mati - 1982
Sinopsis : “Pasukan Berani Mati adalah film
Indonesia tahun 1982 dengan disutradarai oleh Imam Tantowi dan banyak artis dan
aktor tenar terlibat dalam film ini, seperti Roy Marten, Dorman Borisman, dan
Barry Prima. Film ini mengisahkan perjuangan pada masa revolusi kemerdekaan
Indonesia tahun 1945.”
2. Soekarno - 2013
Sinopsis : “Lahir dengan nama Kusno, dan
karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan
anak kurus itu menjelma menjadi ksatria dalam pewayangan layaknya tokoh Adipati
Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang
podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus
dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak
pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat,
mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.
Di Bengkulu, Sukarno (Ario Bayu) istirahat sejenak dari
politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati (Tika Bravani).
Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih (Maudy Koesnaedi),
perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di
penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami
jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan
perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.
Hatta (Lukman Sardi) dan Sjahrir (Tanta Ginting), rival
politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding
Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan
Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak.
Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta
sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.
Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17
Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto (Rukman
Rosadi) berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan
alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu.
Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia
Merdeka!”
3. Kartini - 2017
Sinopsis : “Film ini bercerita tentang
Kartini (Dian Sastrowardoyo) yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang
bernama Ngasirah (Christine Hakim) menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang
pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo) yang sangat
mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi
semua orang baik ningrat ataupun bukan. Terutama hak pendidikan untuk
perempuan, Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini (Acha Septriasa) dan
Kardinah (Ayushita), Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara.”
4. Merah Putih - 2009
Sinopsis : “Berkisah tentang perjuangan
melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny
Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono (Zumi Zola), dan Marius (Darius
Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak
Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku,
dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang
tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh.
Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa.
Di sana, mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.”
5. Darah Garuda – 2010
Sinopsis : “Film ini adalah sebuah cerita
mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.
Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka pada masa lalu, dan
konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat
lelaki muda bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp
tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Para kadet ini terhubung dengan kantor pusat Jendral
Sudirman dimana mereka diberi sebuah tugas sangat rahasia di belakang garis
musuh di Jawa Barat: sebuah serangan gaya komando pada lapangan udara vital
yang dapat membalikkan perlawanan para pemberontak melawan kezaliman yang telah
dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka
bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang
potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu
orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas
intelijen Belanda.
Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam,
para pahlawan harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi mengejar
satu tujuan: Kemerdekaan.”
6. Hati Merdeka – 2011
Sinopsis : “Setelah menyelesaikan misi yang
berakhir tragis dengan kehilangan anggota kelompok ini, kesetiaan kelompok ini
kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir (Lukman Sardi) dari
Angkatan Darat. Tanpa pemimpin dan dengan dirundung kesedihan karena kehilangan
mereka, para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali
tempat Dayan yang bisu (T. Rifnu Wikana) tinggal, untuk membalas dendam kepada
Belanda. Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell,
aktor berbakat dari Inggris yang meninggal April lalu), yang telah membunuh
keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini. Tomas telah dipilih
sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini. Menghadapi meriam kapal perang
Belanda, Marius yang playboy dan peminum (Darius Sinathrya) harus mengatasi
rasa takutnya karena persaingannya dengan Tomas untuk memperebutkan Senja,
seorang gadis berdarah biru (Rahayu Saraswati Chandra)
Sesampainya di Bali, kelompok taruna ini menyelamatkan
Dayu (Ranggani Puspandya) dari kekejaman kelompok milisi KNIL Kolonel Raymer,
tetapi salah satu dari kelompok kadet ini hampir saja mati terbunuh. Saat teman
mereka sedang berjuang antara hidup dan mati, kelompok kadet ini bertemu dengan
pemimpin pemberontak bawah tanah Wayan Suta (Nugie). Tomas bentrok dengan
pimpinan mereka terdahulu, Amir (Lukman Sardi) saat mereka merencanakan
serangan terakhir untuk melawan milisi Raymer yang menimbulkan pertanyaan:
Sejauh mana revolusi ini bisa menghancurkan kejahatan dan tetap mempertahankan
idealismenya?”
7. Jendral Soedirman – 2015
Sinopsis : “Belanda menyatakan secara
sepihak sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville, sekaligus menyatakan
penghentian gencatan senjata. Pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Simons
Spoor Panglima Tentara Belanda memimpin Agresi militer ke II menyerang Yogyakarta
yang saat itu menjadi ibu kota Republik.
Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.
Jenderal Soedirman yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah
selatan dan memimpin perang gerilya selama tujuh bulan.
Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari
kedalaman hutan Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih
ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.
Soedirman membuat Jawa menjadi medan perang gerilya yang
luas, membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.
Kemanunggalan TNI dan rakyat lah akhirya memenangkan
perang. Dengan ditanda tangani Perjanjian Roem-Royen, Kerajaan Belanda mengakui
kedaulatan RI seutuhnya.”
Post a Comment